Dinamis Magetan, Pengrajin Sandal Kulit Nabati dari Magetan

Dinamis Magetan adalah merek sandal kulit milik Bapak Suwarno yang berfokus pada memproduksi Sandal Kulit Nabati khas Magetan. Workshop atau tempat produksinya beralamat di Dusun Jejeruk, Desa Candirejo, RT02 RW04, Kec. Magetan. Ya, mereka berada di kampung pengrajin kulit Jejeruk. Dinamis Magetan memproduksi sandal kulit dengan desain yang terinspirasi dari berbagai hal disekitar kita. Beberapa contohnya seperti rantai, daun, ondo (tangga), kupat (ketupat) dan donat. Desain ini mereka terapkan pada upper sandal dan dikombinasikan dengan kulit nabati yang diwarna dengan pewarna alami khas Magetan. Saat ini, dusun Jejeruk menjadi satu-satunya kampung pengrajin kulit yang masih mempertahankan kerajinan kulit nabati.

Produk sandal kulit dari Dinamis Magetan terkenal awet dan nyaman digunakan. Beberapa pengguna produk sandal Dinamis Magetan mengaku bahwa mereka sampai bosan memakai sandalnya karena saking awetnya. Jadinya, mereka memiliki beberapa sandal untuk digunakan secara bergantian. Berdasarkan katalog produk Dinamis Magetan di Tokopedia, variasi model sendal mereka cukup banyak. Untuk sandal kulit nabati wanita, mereka sudah punya sekitar 45 model dengan berbagai kombinasi warna. Sedangkan untuk sendal kulit nabati pria, saat ini ada 9 model.

Baca Juga : Cara Menyembunyikan Media Foto & Video WhatsApp dari Gallery Ponsel

Sandal Kulit buatan Dinamis Magetan memiliki opsi ukuran yang sangat banyak, untuk sandal wanita, dimulai dari ukuran 37 hingga 40. Ada juga ukuran jumbo mulai dari 41 sampai 43. Untuk sandal pria, ukurannya mulai dari 39 hingga 43 dengan opsi jumbo ukuran 44 sampai 46. Lalu, bagaimana brand sandal kulit ini bermula? Berikut kisahnya yang saya rangkum berdasarkan cerita dari sang owner, Bapak Suwarno.

Sejarah Dinamis Magetan

Dinamis Magetan - Suwarno Membuat Sepatu Kulit
Dinamis Magetan – Suwarno Membuat Sepatu Kulit

Dinamis Magetan berawal dari inisiatif bapak Suwarno yang pada saat itu masih kelas 5 SD. Ia ingin terus melanjutkan sekolahnya hingga ke jenjang SMA. Pada saat itu, ia bercita-cita ingin masuk ke SMP 1 Magetan yang merupakan sekolah menengah favorit. Karena orang tuanya tidak mampu membiayai dirinya untuk bersekolah disana, Suwarno bertekad untuk mencari uang untuk membantu membayar biaya sekolah. Berawal dari tekadnya itu, Suwarno mulai belajar menjahit kulit perca dari sisa produksi sandal kulit sang bapak. Setelah cukup mahir menjahit, ia mulai menerima pekerjaan borongan menjahit upper dari pengrajin kulit lain. Dari sana ia mendapatkan uang untuk biaya sekolah.

Pekerjaan tersebut terus ia lakukan hingga SMA. Dia terpaksa harus membagi fokusnya dalam bersekolah dan bekerja agar dapat terus membiayai sekolahnya dan juga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena pekerjaannya tersebut, tidak jarang Suwarno muda harus bolos sekolah demi mengejar target produksi ataupun mejual produknya ke pasar. Meski begitu, dari sana pula ia mengasah kemampuannya sebagai pengrajin kulit.

Pada tahun 1990, Suwarno lulus dari SMA 2 Magetan dan ditahun selanjutnya ia mulai merintis usaha kecilnya sendiri. Ia mulai membuat ikat pinggang dan tas dari kulit perca sisa produksi sandal kulit sang bapak. Setelah usahanya tersebut berjalan selama setengah tahun, ia mendapatkan respon yang baik dari pasar. Dari situ, akhirnya Suwarno memutuskan untuk fokus memproduksi ikat pinggang saja dan meninggalkan produk tas kulit. Uang hasil dari penjualan produk perca-nya selama 6 bulan ia gunakan untuk membeli kulit lembaran. Selanjutnya, kulit lembaran tersebut ia gunakan untuk memproduksi ikat pinggang. Usahanya yang berfokus pada ikat pinggang ini berjalan selama 2 tahun.

Di sekitar tahun 1993-1994, Suwarno mulai merambah ke produksi sandal kulit. Baru beberapa saat memulai usaha baru, Indonesia mengalami penurunan nilai mata uang Rupiah. Penurunan nilai mata uang atau devaluasi ini terjadi dengan persentase yang lumayan besar sehingga membuat dirinya tidak mampu melanjutkan usahanya. Meski begitu, berkat usahanya sendiri, Suwarno mampu bangkit dari kebangkrutan tersebut.

Baca Juga : Cara Merawat Laptop Tua Biar Bisa Dipakai Lagi untuk Pekerjaan Ringan

Dinamis Magetan - Suwarno di masa Muda

Pada tahun 1995, Suwarno memutuskan untuk berhenti memproduksi sandal dan pergi merantau. Tujuannya adalah untuk belajar mandiri dan menghidupi dirinya sendiri. Menghargai waktu, uang serta apa yang sudah ia miliki saat ini. Jakarta menjadi kota perantauan pertamanya. Disana, ia bekerja sebagai buruh pabrik percetakan dengan gaji 4.000 rupiah per hari selama 6 bulan.

Setelah dari Jakarta, ia pindah ke Surabaya dan menetap disana sekitar 1 setengah tahun. Di kota pahlawan, ia bekerja sebagai buruh di pabrik velg bernama Prima Alloy Steel dengan gaji UMR 3.200 rupiah per hari. Karena gaji yang ia dapat tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, akhirnya Suwarno jadi rutin pulang ke Magetan untuk mengambil sandal kulit garapan bapaknya untuk dijual di Surabaya.

Dinamis Magetan - Yulianto, Karyawan Pertama Dinamis Magetan yang Setia Hingga Saat Ini
Dinamis Magetan – Yulianto, Karyawan Pertama Dinamis Magetan yang Setia Hingga Saat Ini

November 1996, Suwarno pulang dari perantauan. Di Magetan, ia mulai memproduksi sandal kulit lagi. Setelah itu, pada tahun 1997, ia mendapatkan karyawan pertama yang membantunya memproduksi sandal. Dari situ, satu per satu orang mengajukan diri untuk bekerja dengannya. Seiring dengan itu, kemampuan produksi sandal kulit dari Dinamis Magetan pun juga kian meningkat.

Krisis moneter dan devaluasi rupiah tahun 1998 menjadi pemicu kebangkrutan kedua dari Suwarno. Tidak hanya bagi dirinya sendiri tentunya, tapi juga bagi hampir semua pengusaha di Indonesia. Mencukupi kebutuhan pokok diri sendiri saja sulit, apalagi untuk melanjutkan usahanya yang kini sudah semakin berkembang. Pada akhirnya, Suwarno terlilit hutang yang cukup banyak. Namun, karena dirinya mampu menjaga kepercayaan dengan supplier bahan baku, pelanggan serta teman-temannya, Suwarno akhirnya mampu bangkit dari kebangkrutan. Hubungan baik yang selalu ia jaga membantu usahanya terus berjalan. Ditengah kondisi yang sulit, ia tetap bisa memproduksi sandal kulit dan menjualnya dipasar.

Rumah Produksi Dinamis Magetan (bit.ly/DinamisMagetan)
Rumah Produksi Dinamis Magetan bit.ly/DinamisMagetan

Lilitan hutang yang membuat ekonominya terpuruk baru dapat terlunasi pada tahun 2004. Tahun dimana ia dianugerahi anak keduanya. Setelah itu, ekonominya semakin membaik dan dapat mengembangkan usahanya lebih jauh. Ia mulai membangun tempat produksi sendiri, meningkatkan kemampuan produksi dengan membeli berbagai alat modern, menambah jumlah tenaga kerja, dsb.

Dari pengalamannya yang naik turun dalam merintis usaha kerajinan kulit, akhirnya Suwarno menemukan nama yang tepat untuk produk sandal kulitnya, yaitu Dinamis. Menurutnya, ini nama yang tepat karena kita harus dapat terus Dinamis dalam menghadapi berbagai tantangan, agar dapat terus bertahan dan eksis. Ini juga menjadi doa dan harapannya terhadap industri kulit lokal Magetan dan juga produk-produknya. Semoga produk Dinamis Magetan dapat terus diterima oleh masyarakat, baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.

Baca Juga : Chromebook, Laptop Underrated dari Google yang Layak Untuk Dipertimbangkan

Dinamis Magetan di Masa Kini

Dinamis Magetan - Foto Suwarno (Kaos Biru) Bersama Beberapa Karywannya
Dinamis Magetan – Foto Suwarno (Kaos Biru) Bersama Beberapa Karywannya

Saat ini, Dinamis Magetan sudah berkembang menjadi lebih besar. Kini, mereka sudah memiliki rumah produksi sendiri dengan berbagai alat modern untuk memepercepat proses produksi. Rumah produksi ini bertempat di Dusun Jejeruk, Desa Candirejo, RT02 RW04, Kec. Magetan, Kab. Magetan, Jawa Timur. Kalian bisa temukan lokasinya di Google Maps, berikut tautannya :

Selain itu, kini mereka juga telah membuka toko online di e-commerce Tokopedia dan Shopee dengan nama Dinamis Magetan Official Store. Hal ini bertujuan untuk mengiklankan produk mereka ke pasar online yang luas dan mampu menjangkau seluruh Indonesia. Seluruh model sandal kulit mereka mulai dari sandal nabati, sandal bulu hingga sandal insole sudah tersedia untuk dipesan secara online dengan sistem pre-order 7 hari. Dan, untuk para pedagang yang ingin belanja produk Dinamis Magetan dalam jumlah banyak, sudah tersedia WhatsApp Bisnis dengan nomor 0851-6260-6206.

Griya Kulit Jejeruk - Toko Kerajinan Kulit Dusun Jejeruk, Desa Candirejo, Magetan
Griya Kulit Jejeruk – Toko UMKM Candirejo – Lokasi : bit.ly/TokoGriyaKulitJejeruk

Meski belum memiliki toko fisik sendiri, namun Dinamis Magetan telah menjadi bagian dari Griya Kulit Jejeruk dan produknya telah dijual di toko tersebut. Jika kalian sedang di Magetan, kalain dapat berkunjung ke toko Griya Kulit Jejeruk yang beralamat di . Disana tersedia berbagai kerajinan kulit yang diproduksi oleh para pengrajin kulit di Magetan. Sandal, sepatu, tas, dompet serta berbagai kerajinan kulit lainnya tersedia disana.

Sumber


Ingin berkomentar?