Solid-State Drive (SSD) adalah jenis solid-state storage yang menggunakan rakitan sirkuit terintegrasi untuk menyimpan data secara terus-menerus (presisten). Umumnya, SSD menggunakan chip Flash Memory (chip memori non-volatile) sebagai media untuk menyimpan data. Karena hanya menggunakan rangkaian sirkut dan chip, SSD tidak memiliki komponen mekanis bergerak seperti Hard Disk Drive (HDD).
Tidak adanya komponen bergerak ini memberikan berbagai benefit kepada penggunanya. Benefit yang paling kontras dengan HDD adalah SSD tahan akan berbagai guncangan dan benturan. Yang berarti, kita tidak akan mengalami lagi kerusakan atau kehilangan data akibat benturan. Benefit lain dari desain SSD yang tidak punya komponen bergerak adalah ukuran fisiknya yang bisa jadi jauh lebih kecil daripada HDD.
Baca Juga : Chromebook, Produk dari Google yang Layak untuk Kalian Pertimbangkan!
A. Bentuk Fisik Solid-State Drive (SSD)
Berdasarkan bentuk fisiknya, SSD dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu ada SATA SSD dan juga SSD M.2. Masing-masing SSD ini menawarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut pembahasannya :
1. 2,5 Inch SATA SSD

Sesuai namanya, 2,5 inch SATA SSD memiliki ukuran fisik yang sama persis dengan Hard Disk Laptop yaitu 2,5 inch. Selain bentuk fisiknya sama, SSD SATA juga punya konektor yang sama. Penempatan lubang untuk dudukan baut-nya pun sama. Dan, sesuai dengan namanya, SATA SSD 2,5 inch masih menggunakan interface SATA3. Ini adalah interface yang juga digunakan pada Hard Disk Drive (HDD) dan Optical Disc Drive (DVD RW).
Adaptasi bentuk fisik, jenis konektor dna interface ini memberi kemudahan untuk pengguna yang ingin upgrade Desktop atau Laptop lama. SATA SSD berukuran 2,5 inch bisa langsung kalian pasang ke slot 2,5 inch yang ada di laptop atau casing PC untuk menggantikan HDD lama kalian tanpa ada masalah kompabilitas port ataupun slot.
2. SSD M.2

a. Ukuran
SSD M.2 memiliki beberapa ukuran fisik. Untuk semua versi, lebarnya sma yaitu 22mm. Perbedaan hanya ada pada panjang dari SSD M.2. Ukuran SSD M.2 ditandai dengan 4 digit angka, 2 digit awal mewakili lebar SSD. Dan 2 digit terakhir mewakili panjang dari SSD. Semuanya dihitung dalam milimeter.
2230, 2242, 2260 dan 2280 merupakan ukuran SSD M.2 yang umum kita jumpai di Indonesia. SSD M.2 berukuran 2280 adalah tipe yang paling banyak tersedia di pasaran. Sebagai contoh, bila tertulis 2280 pada kemasan SSD, maka SSD tersebut memiliki lebar 22mm dan panjang 80mm. Pastikan kalian sudah tahu ukuran dari slot SSD di Motherboard atau Laptop kalian sebelum membeli SSD M.2.
Baca Juga : Mengenal Berbagai Macam Ukuran dari Keyboard Komputer
b. Connector
Selain itu, SSD M.2 juga memiliki 2 jenis konektor yang biasa disebut dengan edge connector. M.2 SATA menggunakan edge connector tipe B+M key. Bisa kita ketahui dengan melihat pin edge connector yang terpisah menjadi 3 bagian. Sedangkan M.2 NVMe menggunakan edge connector tipe M Key. Tipe ini memiliki pin edge connector yang terpisah menjadi 2 bagian (Lihat gambar diatas untuk contohnya).
c. Interface
M.2 adalah interface yang umum digunakan untuk berbagai jenis expansion card (modul Wi-Fi, Bluetooth, dsb). SSD mengadapatasi interface M.2 untuk mendapatkan kecepatan baca tulis yang jauh lebih cepat daripada SATA3. SSD M.2 ada 2 jenis, yang pertama adalah SSD M.2 SATA dengan protokol komunikasi SATA via driver AHCI & SATA3. Lalu yang kedua ada SSD M.2 NVMe yang menggunakan protokol komunikasi PCI Express via driver NVMe.
FYI, port M.2 tidak selalu mendukung kedua protokol komunikasi tersebut. Umumnya port M.2 hanya mendukung 1 protokol saja. Port M.2 yang bisa membaca kedua protokol umumnya tersedia di Motherboard, Laptop atau Adapter premium. Jadi, pastikan kalian membaca spesifikasi detail dari Motherboard atau Laptop kalian sebelum membeli SSD M.2!
Baca Juga : Review Royal Kludge RK84, Mechanical Keyboard TKL yang Ringkas & Terjangkau!
3. Add-In Card SSD (AIC SSD)

Add-In Card (AIC) Solid-State Drive adalah tipe SSD yang paling jarang kita temui di Indonesia. AIC SSD ini punya bentuk fisik seperti Capture Card, Sound Card dan VGA Card yang dipasang ke slot PCI Express. AIC ini bisa dipasang pada slot PCIe x4 maupun yang x16. Sejauh yang saya ketahui hanya beberapa brand yang pernah memasarkan produk tipe ini di Indonesia. Yang saya ketahui ada Aorus, Corsair dan Intel. Karena produk AIC SSD ini langka di Indonesia, beberapa orang menjual AIC SSD ini dengan harga yang cukup tinggi.
B. Suhu & Efisiensi Daya
Salah satu kelemahan dari SSD adalah di sektor suhu yang dihasilkan. SSD cenderung menghasilkan panas yang lebih tinggi daripada HDD. Ini terjadi karena SSD punya kecepatan baca tulis yang jauh lebih tinggi. Hal ini membuat input output yang terjadi juga berjalan dengan cepat sehingga membuat SSD menghasilkan panas yang lebih tinggi daripada HDD.
Namun, diluar kelemahannya disisi suhu yang dihasilkan. SSD dapat menurunkan konsumsi daya komputer kalian. Ini terjadi karena kecepatan baca tulis dari SSD yang jauh lebih cepat daripada HDD. Kecepatan baca tulis ini membuat CPU bisa lebih cepat menyelesaikan tugasnya sehingga dapat segera kembali ke mode idle yang lebih hemat daya.
Baca Juga : Apakah Cooling Pad Beneran Bikin Laptop Jadi Lebih Dingin?
C. Performa Solid-State Drive (SSD)
Kemenangan telak SSD melawan HDD ada di segi perfroma baca tulis. SSD kelas budget mampu mengalahkan kecepatan baca tulis dari HDD kelas premium. Kecepatan baca tulis yang tinggi ini memberi kita banyak keuntungan dalam penggunaan sehari-hari. Berikut beberapa keuntungan tersebut :
- Peningkatan performa komputasi secara menyeluruh
- Booting OS yang lebih cepat
- Proses transfer file yang lebih cepat
- Waktu loading yang lebih cepat di berbagai aplikasi dan
game.
Performa baca tulis tercepat bisa kita nikmati pada SSD M.2 NVMe, semakin baru generasinya, maka semakin cepat pula baca tulisnya. SSD tipe M.2 SATA memiliki kecepatan baca tulis sedikit dibawah M.2 NVMe namun masih jauh lebih cepat daripada SSD SATA 2,5 inch. Meski SSD SATA2,5 inch paling lambat daripada 2 tipe lain, SSD ini masih jauh lebih cepat daripada sebuah HDD paling premium yang bisa kalian temui saat ini.
Berikut perbandingan antar HDD dengan 2,5 Inch SATA SSD, SATA M.2 SSD dan M.2 NVMe SSD :
| Tipe | Model | Kecepatan |
| Hard Disk Drive (HDD) | Toshiba MG Series Model MG06ACA800E 8TB (SATA) | Up to 237MB/s (sustained data rate) |
| Hard Disk Drive (HDD) | Seagate EXOS 2×18 18TB (SATA) | Up to 554MB/s (sustained data rate) |
| Solid-State Drive (SSD) | Micron 5200 ECO 7.68TB (SATA) | 540/520MB/s (sequential read/write speeds) |
| Solid-State Drive (SSD) | Western Digital PC SN720 1TB (NVMe) | 3.400/2.800MB/s (sequential read/write speeds) |
| Solid-State Drive (SSD) | Crucial T700 1TB PCIe Gen 5 with Heatsink (NVMe) | 11.700/9500MB/s (sequential read/write speeds) |
Baca Juga : Panduan Memilih Cooling Pad yang Sesuai Dengan Laptopmu
D. Kekurangan dari Solid-State Drive (SSD)
Tidak ada produk yang sempurna, termasuk SSD. Selain beberapa kekurangan yang sudah saya singgung pada penjelasan diatas. Masih ada beberapa kekurangan yang perlu kalian perhatikan saat ingin beralih dari HDD ke SSD. Pastikan beberapa poin berikut tidak menjadi masalah sebelum kalian memutuskan membeli SSD.
1. Biaya per Kapasitas yang Mahal
Biaya per kapasitas yang lebih mahal dari SSD. Ya! SSD memiliki biaya per kapasitas penyimpanan yang lebih mahal. Oleh karena itu, harga dari sebuah SSD akan terasa lebih mahal dari HDD. Dengan harga yang kalian bayar, kalian akan mendapatkan kapasitas penyimpanan yang lebih kecil daripada kalian mengeluarkan uang dengan nominal yang sama untuk sebuah HDD.
2. Program-Erase Cycle
Kekurangan kedua adalah SSD adalah Program-Erase Cycle atau Flash Endurance (ketahanan memory flash) dimana Flash Memory pada SSD memiliki batas jumlah penulisan dan pengahapusan data ke memory cell. Jumlah baca tulis akan terus bertambah seiring dengan aktivitas baca tulis yang kita lakukan. Selain itu, berbagai fitur dari SSD seperti garbage collection, over-provisioning, metadata, log structures, dan de-duplication juga berkontribusi menambah jumlah baca tulis yang tercatat hingga akhirnya Flash Memory mencapai batasnya.
Untuk mengetahui batas maksimum program-erase cycle dari SSD yang kita miliki. Kalian harus tahu jenis memory flash yang digunakan pada SSD kalian. Berikut detailnya :
- SLC NAND Flash memiliki ketahanan antara 50,000 hingga 1,00,000 write cycles.
- MLC NAND Flash dapat bertahan hingga 3,000 write cycles. Untuk tipe enterprise MLC (eMLC) mampu bertahan hingga 10,000 write cycle.
- TLC NAND Flash memiliki tingkat ketahanan paling rendah, yaitu di antara 300 hingga 1,000 write cycle.
Baca Juga : Mengenal Mechanical Keyboard Serta Berbagai Jenis Switch-nya
3. Terra Byte Written
Selain ketahanan dari Memory Flash yang digunakan, SSD juga memiliki Terra Byte Written atau TBW. TBW merupakan indikator paling umum untuk mengukur usia dari SSD. Setiap brand yang memproduksi SSD umumnya menginformasikan TBW dari setiap produk mereka. TBW ini akan berbeda-beda menyesuaikan dengan tipe dan kapasitas dari SSD. Semakin besar kapasitasnya, maka semakin tinggi pula TBW yang dimiliki.
Pekerjaan seperti transfer file dari satu penyimpanan ke penyimpanan lain, unduh file berukuran besar dan sejenisnya akan menambah TBW dari SSD kalian. Semakin sering kalian melakukan wirte data ke SSD kalian, semakin cecpat pula Terra Byte Written dari SSD kalian habis. Maka dari itu, sering kali saya menyarankan ke client yang menggunakan jasa saya untuk memakai SSD sebagai partisi System (Disk C:) dan partisi Data Game saja. Untuk data pribadi dan data penting tetap menggunakan HDD berkapasitas besar.
4. Potensi Recovery Data Terbatas
Potensi recovery data yang sangat terbatas. Jika terjadi kehilangan data atau drive failure, proses pengembalian data dari SSD jauh lebih sulit dari HDD. Karena kompleksitas dari struktur dan teknologi SSD. Media penyimpanan satu ini menjadi cukup sulit untuk direcovery. Apabila kalian kehilangan data akibat drive failure atau data loss, metode recovery yang bisa digunakan untuk coba mengembalikan file lebih sedikit. Memory cell dari Flash Memory-lah yang membuat opsi recovery data dari SSD jadi terbatas. Oleh karena itu saya pribadi sangat menyarankan kalian tetap menggunakan HDD untuk menyimpan berbagai file penting. Gunakan SSD untuk Sistem Operasi, Aplikasi, Game dan file yang sedang kalian kerjakan saja.
Baca Juga : Rekomendasi Aplikasi Alternatif untuk Aplikasi Berbayar di Windows (Office, Adobe, dsb)
E. Kesimpulan
Solid-State Drive (SSD) merupakan sebuah perangkat yang menjadi solusi terbaik untuk mendapatkan performa komputasi yang cepat. Menawarkan banyak peningkatan dari sisi kecepatan baca tulis yang mempersingkat bahkan sampai menghilangkan proses loading. Meski begitu, SSD belum bisa menggantikan HDD sepenuhnya karena SSD memiliki usia yang relatif pendek daripada HDD. Oleh karena itu, SSD bisa kita manfaatkan sebagai partisi C:, partisi file yang sedang dikerjakan dan partisi game. Sedangkan HDD kita gunakan untuk menyimpan file-file penting seperti portofolio, dokumen pribadi, koleksi lagu, koleksi film, aset kerjaan, dsb.
Sekian dulu untuk pembahasan seputar SSD. Saya rasa berbagai poin yang saya jabarkan diatas sudah cukup menjelaskan mengenai SSD. Seperti apa karakteristiknya, berbagai jenis produknya serta plus dan minus dari media penyimpanan modern satu ini.
Dukung blog ini dengan kirim dukungan lewat https://trakteer.id/renoarifigar.

